Bank Lampung saat ini secara konsisten berkomitmen menjaga keamanan data nasabah di tengah pesatnya perkembangan teknologi informasi.
- Bank Lampung Hadir Perhelatan PRL 2023
- Bank Lampung Raup Laba Bersih Rp120,65 Miliar pada Kuartal III/2023
- Pemkab Lamteng Senam Sehat Bersama Bank Lampung
Baca Juga
Tidak hanya itu, Bank Lampung juga melakukan edukasi kepada nasabah menyangkut pengamanan data perbankan nasabah serta cara melakukan transaksi yang aman.
Edukasi tersebut dilakukan oleh pihak Bank Lampung melalui media resmi Bank Lampung (Instagram dan website), media cetak, televisi, maupun online yang telah menjadi mitra Bank Lampung.
Sedangkan untuk materi edukasi yang disampaikan oleh Bank Lampung sangat beragam, di antaranya apa yang harus dilakukan nasabah jika mereka saat transaksi melalui ATM, namun kartu ATM nya tertelan.
Kemudian apa saja modus-modus kejahatan cyber hingga waspada terhadap SMS/WA mengatasnamakan Bank Lampung dan lainnya.
Edo Lazuardi, Humas Bank Lampung mengatakan, edukasi ini menjadi hal penting ditengah gencarnya serangan kejahatan cyber, untuk itu, Bank Lampung secara kontinyu akan terus memberikan edukasi kepada nasabah.
Hal itu bertujuan agar nasabah menjadi lebih berhati-hati dan tahu bagaimana transaksi yang aman.
“Sekarang banyak modus kejahatan di mesin ATM terutama di mesin ATM bersama yang ada di ruang publik seperti di mini market dan SPBU. Salah satu modusnya membuat kartu ATM kamu tersangkut di mulut mesin ATM," katanya, Selasa (16/8).
"Kami minta kepada nasabah kalau sudah seperti itu jangan percaya dengan orang-orang yang menawarkan bantuan dengan meminta kamu menekan sejumlah nomor pada mesin ATM. Kalau hal ini terjadi jangan panik dan segera hubungi call center Bank Lampung 1500575 dan minta untuk memblokir kartu ATM kamu,” ujar Edo Lazuardi.
Selain itu, Bank Lampung juga menghimbau kepada nasabah agar waspada terhadap Begal Rekening. Pasalnya pelaku kejahatan cyber seringkali menggunakan modus antara lain info perubahan tarif pengurusan data pribadi seperti PIN, OTP atau password.
"Kemudian tawaran menjadi nasabah prioritas, hal itu ditawarkan melalui media sosial seperti instagram, facebook atau whatsapp. Tidak hanya itu adanya customer service palsu," kata dia.
"Akun palsu muncul saat nasabah menyampaikan keluhannya dan tawaran agen laku pandai. Dimana pelaku menawarkan untuk menjadi agen laku pandai bank tanpa syarat yang rumit dan meminta sejumlah uang," tutupnya.