Desa di Tanggamus Dibekali KPU Tentang Modus Kampanye SARA dan Politik Uang 

Pembekalan kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) di Tanggamus/Ist
Pembekalan kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) di Tanggamus/Ist

KPU Provinsi Lampung mengadakan pertemuan kedua pembekalan kader Desa Peduli Pemilu dan Pemilihan (DP3) di dua desa di Kabupaten Tanggamus, Minggu (10/10).


Desa tersebut adalah Desa Gunung Kasih Kecamatan Pugung dan Desa Suka Banjar Kecamatan Gunung Alip yang diikuti masing-masing 25 kader DP3 secara daring dan.luring. 

Akademisi FISIP Universitas Lampung, Darmawan Purba menyampaikan materi Modus Operandi dan Solusi Kampanye SARA secara daring dan Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU Lampung, Antoniyus secara langsung. 

Darmawan Purba menjelaskan, pemilu sangat erat kaitannya dengan pelanggaran, mulai Kampanye SARA (Suku, Agama, Ras dan Antargolongan), politik uang dan adanya penyebaran Berita Hoaks atau berita bohong. 

Menurut Dosen Ilmu Pemerintahan ini menjelaskan, salah satu solusi mengatasi Kampanye SARA adalah dengan meningkatkan peran tokoh masyarakat, baik para agamawan, tokoh adat, pimpinan ormas untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar selalu mengedepankan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan golongan.

Selain itu, penting untuk memahami bahwa terlibat politik uang dapat ikut menjerat masyarakat yang menerima uang tersebut. Masyarakat harus berani menolak bahkan melaporkan pelanggaran tersebut kepada Bawaslu. 

Antoniyus menambahkan, semakin berkembangnya teknologi informasi membuat berita hoaks atau berita bohong semakin marak. Informasi tersebut sengaja dibuat seolah-olah sebagai kebenaran untuk mengiring opini publik. 

“Internet menjadi kendaraan utama hoaks untuk menjangkau berbagai kalangan masyarakat dengan cepat. Medianya mulai dari facebook disusul aplikasi chating, situs web, televisi, media cetak dan email. Paling banyak di Whatsapp," jelasnya. 

Ia menjelaskan, cara mengidentifikasi berita hoaks biasnya memiliki judul provokatif, mencermati alamat situs, memeriksa fakta, mengecek keaslian foto serta dapat berpartisipasi dengan Ikut serta grup diskusi forum antihoaks.