Dua terpidana korupsi membayarkan denda hingga Rp700 Juta ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandar Lampung, Selasa (7/2).
- Sempat Diperiksa, KPK Geledah Rumah Sekretaris Warek Unila Tri Widioko
- Dikabarkan Kena OTT KPK, Begini Suasana Rektorat dan Rumah Dinas Rektor Unila
- KKB Ditetapkan Teroris, Perburuk Situasi
Baca Juga
Pertama, Rp500 juta dari mantan Kadis Ketahanan Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung Edi Yanto yang merupakan terpidana perkara korupsi Benih Jagung tahun 2017.
Kedua, Rp200 Juta dari rekanan Sulaiman pada perkara land clearing Bandara Radin Inten II.
"Total 700 juta dari dua perkara dan sudah disetorkan ke bank. Kami mengapresiasi langkah dan niat untuk membayar denda," ujar Kajari Bandar Lampung, Helmi.
Diketahui, Edy Yanto divonis oleh Majelis Hakim PN Tipikor Tanjungkarang, dengan vonis pidana penjara selama lima tahun dan empat bulan, serta denda sebanyak Rp500 juta subsidair dua bulan tanpa uang pengganti pada Februari 2022.
Saat ini, Edy Yanto tengah menunggu hasil keputusan Majelis Hakim Mahkamah Agung RI, terkait permohonan Peninjauan Kembali yang diajukannya pada April 2022 lalu.
Pada perkara yang sama, Kejati Lampung dan Kejari Bandar Lampung telah menyita gudang beras dan rumah milik Imam Mashuri pada 2022 untuk membayar uang pengganti Rp7,5 miliar.
Sementara itu, untuk pengganti kerugian negara dari perkara land clearing, Kejari Bandar Lampung telah menyita tanah milik Sulaiman, beberapa hari yang lalu.
Pada tingkat kasasi, Sulaiman divonis empat tahun penjara dan pidana denda Rp200 juta subsidair empat bulan penjara serta uang pengganti Rp3 miliar subsider dua tahun penjara.
- Berkas Perkara Penyuap Rektor Unila Andi Desfiandi Dilimpahkan KPK ke PN Tanjungkarang
- Dukung Penegakan Hukum KPK, Jubir Herman HN Sebut Bakal Klarifikasi Soal Rp150 Juta
- Polda Limpahkan Berkas 3 Tersangka Pelanggaran Prokes ke Kejati