- Episode 13 – Joened: Mengalir Di Tahun Macan Air
- Episode 12 - Joened: Kursi Sudah Dijual 350 Miliar
- EPISODE 10 - Van Joened: Judi Golf, Terima Upeti
Baca Juga
PAGI, angin berhembus kencang. Mengguncang sendi-sendi kekuasaan Van Joened. Bila De Gouverneur bisa secara langsung mengakses Mbak Pur, kini terhambat. Melalui filter. Apalagi yang terkait penggunaan kekuasaan. Berhubungan dengan izin dan cis. Saat ini, hanya sebatas jejak-jejak bibir dan stick yang bisa di ekploitasi Van Joened. Itu saja.
Peristiwa beralihnya fungsi kekuasaan Van Joened, sangat terlihat pada rangkaian Pilkada. Muncul sosok baru. Muda, cerdas, trengginas. Kebetulan jujur dan jauh dari sifat khianat (sampai saat ini).
Komarul. Dimulut milenial ini semua digantungkan. Semua persoalan yang berkaitan dengan kepentingan pabrik permen (diluar teknis pabrik), dari manapun, harus melalui Komarul. Dia menjadi pemegang mandat kepercayaan terkait eksistensi kerajaan Mbak Pur di Provinsi Pabrik Permen (PPP).
Pada rangkaian Pilkada di PPP, sosok-sosok, bukan hanya para pemegang kekuasaan di partai politik, tapi juga kepala operator politik. Termasuk para calon kepala daerah. Tanpa mendapat restu Komarul, hanya mimpi-mimpi basah yang didapat. Mbak Pur tak memberi utang modal Pilkada.
Keterlibatan Mbak Pur dalam Pilkada, awalnya hanya menggunakan perasaan. Rasa sayang, simpati dan suka. Dimulai dari rasa sayang terhadap Ronald. Kemudian anak muda ini jadi De Gouverneur. Menyusul Umari Ahdad, Hani Rezak, Ninik, dijadikan bupati. Baru kemudian Van Joened jadi De Gouverneur dan Winarni jadi bupati.
Lama kelamaan, bergenggam kekuasaan sudah dipegang. Mbak Pur berubah niat. Lebih dalam. Membisniskan kekuasaan. Kekuasaan merupakan ladang bisnis baru Mbak Pur di PPP. Dan itu dimulai ketika Pilgub, satu tahun yang lalu.
Van Joened. Semula menyelimuti tipu muslihat berbalut cinta kepada Mbak Pur. Kini mulai merasakan dampaknya. Sulit mengakses langsung potensi yang ada di pabrik permen.
Mengapa bisa terjadi? Selain Mbak Pur berekspansi dalam berbisnis, juga akibat bocornya rencana khianat Van Joened. De Gouverneur sudah menyiapkan rencana talaq dengan Mbak Pur. Setelah meraih kursi kekuasaan. Van Joened sudah mempersiapkan rencana mendepak Mbak Pur dan kakaknya. Rahasia-rahasia muslihat Mbak Pur dan kakaknya di pabrik permen, menjadi modal Van Joened menyusun rencana strategis mendepak pabrik permen. Apesnya, permufakatan itu tercium Mbak Pur.
Bagi yang mengenal Van Joened. Rencana busuk semacam itu bukan hal aneh. Ambisius. Balas dendam terhadap kehidupan masa lalu. Dan skenario itu mulai dijalankan Van Joened menjelang tahapan-tahapan Pilkada di PPP. Berkongsi melakukan pergerakan bersama Tom Risau dan Erwan Satu Kupluk (penjarah lokasi tambang batu, mantan markus pajak).
Pada titik ini, Komarul muncul. Ninik, Umri Akhdiat, Hani Rezak, Irsyan Keselek, Kidir, Yes Kobar, Tales Purnama, Muso, Diko, Dawar, Amplipier, Rudal, Riky semuanya bertemu Komarul. Tuntas hitung-hitungan, Komarul melapor ke Mbak Pur.
Komarul tak alang kepalang. Melangkah lebih jauh. Patirajawane dari Gergaji dan Ronald dari Dongkrak dijumpai. Berkalkulasi. Merencanakan penguasaan total (bisnis kekuasaan) di PPP. Semua kehidupan dan penghidupan di PPP akan ditempatkan dalam pengendalian total pabrik permen. Maklum saja, diluar urusan teknis pabrik permen, anak muda keturunan yang menjadi mualaf ini merupakan pemegang tali komando.
Mbak Pur dan kokonya kemana? Menjalankan rencana kolaborasi dengan rezim boneka kodok yang sedang berkuasa. Bukan asal usil. Posisi pabrik permen dalam ancaman. Kebijakan impor permen, menggerus produksi. Produksi kebun dikurangi. Pemasukan tergerus, biaya upeti tetap. Bahkan kian bertambah.
Pada titik ini, pikiran Mbak Pur dan kokonya menjadi kreatif. Membisniskan kekuasaan di PPP. Modal dasar sudah ada. Penguasa di beberapa wilayah sudah dalam kendali. Tinggal satu dua langkah untuk menjadikan boneka-boneka lainnya. Pada Pilkada mendatang, telah digarap boneka calon penguasa. Setidaknya di Bandar Kemaruk, Metropoliltan, wilayah Tengah, wilayah Pesisir dan Kanan.
Langkah Komarul kian melebar. Menembus pusat kekuasaan partai. Zulkepo, Cak Gendut. Keduanya penguasa Anak Nakal dan Kutu Busuk. Langsung melakukan negoisasi. Dan membuahkan deal. Tanpa Mbak Pur harus hadir.
Komarul mengangkangi kewenangan yang ada pada Van Joened. Di pusat Go-Kart, pria ini menari-nari. Melakukan tekanan. Buntutnya Van Joened yang menjadi basi di pusat kekuasaan Go-Kart. Sekadar tahu saja, buah kerja Komarul terlihat jelas. Menjadikan Van Joened dengan Go-Kart di wilayah Timur, Tengah, dan Bandar Kemaruk sebagai follower.
Komarul tidak ujuk-ujuk menjadi pemegang tongkat komando. Sejarah panjang membentang. Saudaranya memegang posisi kasir di pabrik permen. Fungsi dan peran yang dulu dilakukan orang tua Ronald.
Kehadiran Komarul menciptakan pengendalian kekuasaan di kawasan PPP menjadi keras. Van Joened yang menjadi Ketua Go-Kart sekaligus De Gouverneur meradang. Kekuasaannya, perlahan tergerus. Van Joened yang memang sudah mempersiapkan pengkhianatan pun tancap gas. Persekutuannya dengan Tom Risau, Aliong Kayu, Erwan Satu Kupluk pun kian diperketat. Berpacu pasang posisi.
Tom Risau dan Erwan Satu Kupluk pun menunjukkan taringnya. Status Van Joened yang sempat menjadi tersangka dalam kasus honor, digulung habis. Tidak ada korupsi. Uang yang digelapkan pun dikembalikan. Van Joened lega. Selesai tanpa campur tangan Mbak Pur. Tom dan Erwan meluaskan cengkraman. Menjadi markus baru untuk kasus-kasus lainnya.
Van Joened berang. Beragam kicauannya tersebar dimana-mana. Utamanya terkait skandal-skandal di pabrik permen. Baik yang pernah dilakukan Ronald maupun yang diselesaikan Van Joened ketika masih menjadi anak buah orang tua Riky.
Melihat ekspansi bisnis Mbak Pur, tampaknya Komarul cukup menjadi andalan. Berpendidikan bagus. Marganya sama dengan Mbak Pur. Bisa menjadi modal bisnis kekuasaan Mbak Pur di tahun 2024. Ninik bersama Komarul maju menjadi pasangan De Gouverneur. Tapi Komarul perlu tahu diri. Loading masalah yang ditumpukan terlalu beragam. Perlu modal tambahan.
Lantas apa langkah Van Joened? Linglung. Para sekondan yang melingkari dirinya hanya pandai menepuk-nepuk paha. Bagi para sekondan, cis masuk rekening. Berbagi kicut dengan Van Joened. Selesai. Kambli tepuk-tepuk paha.
Sebuah titik lemah yang selama ini tak disadari Van Joened. Secara maksimal dimanfaatkan para sekondan. Yang penting, Van Joened melambung-lambung. Memelihara kesombongan, keangkuhan, dan kemunafikan dengan kekuasaan yang dipegang.
- Episode 13 – Joened: Mengalir Di Tahun Macan Air
- Episode 12 - Joened: Kursi Sudah Dijual 350 Miliar
- EPISODE 10 - Van Joened: Judi Golf, Terima Upeti