- Episode 12 - Joened: Kursi Sudah Dijual 350 Miliar
- EPISODE 11 - Van Joened: Ditepuk Sekondan Linglung
- EPISODE 10 - Van Joened: Judi Golf, Terima Upeti
Baca Juga
HARI ini, Minggu 9 Januari 2022. Sudah sembilan hari tahun Macan Air berlalu. Van Joened menyadari, di tahun ini nasibnya kurang beruntung. Memperbanyak kegiatan menghibur diri, adalah pilihan.
Memang, bagi siapapun pemilik Shio Monyet (tentu kalau percaya), di tahun Macan Air, hampir tak ada barang baru yang bisa dijilad. Dinikmati. Hanya sebatas mainan lama. Tidak ada kegiatan yang baru.
Van Joened tak ada matinya. Memperbanyak rundingan dengan sekutunya di Komisi A, pimpinan Aliong Kayu. Mematok besaran setoran proyek, khusus Cipta Karya. Proyek lainnya, sudah ditangani oknum petinggi Partai Gergaji.
Ada lagi sumber upeti yang moncer. Sejak awal. Jeruk makan jeruk. Meneruskan kebiasaan lama. Rutin memutar-mutar pegawai. Mumpung suasana rakus jabatan sedang melanda sebagian besar pegawai di Kawasan Pabrik Permen. Dan upeti lancar.
Upeti dari hasil menggeser-geser pegawai, memang melimpah. Diakui oleh salah satu orang kepercayaan Van Joened. Bahkan sudah disiapkan bunker khusus di dalam rumah. Penampungan uang tunai. Bila situasi aman, sesuai dengan keperluan, sekarung demi sekarung, uang haram itu dipindahkan.
Petugas khusus yang ditunjuk, masih cerita orang kepercayaan de gouverneur, adalah orang yang sangat dipercaya. Siapa lagi, kakak perempuannya Rina Saritem. Kebetulan sangat berpengalaman dalam atur-mengatur upeti pegawai. Sejak suaminya masih di bagian tengah, Kawasan Pabrik Permen.
Menurut paranormal de gouverneur, uang haram wajib dialirkan di tahun Macan Air. Bila tidak, apes. Bisa kena OTT Kelompok Pembasmi Koruptor.
Menariknya, di tahun Macan Air, upacara ritual Van Joened mengalirkan uang uang haram, harus bersamaan dengan mengalirkan T*i Macan. Begitu hasil terawang sang paranormal.
Mendengar hasil terawangan sang paranormal. Van Joened bertanya-tanya (di dalam hati). Apa iya (bila tidak) akan menemui keapesan?
Lama de gouverneur merenung. Berhari-hari gundah-gulana. Memikirkan hasil terawangan Mat Gedeber, panggilan paranormal andalan itu.
Pucuk cinta, ulam pun tiba. Ketika Van Joened sedang menyeruput kopi, Aliong Kayu datang. De Gouverneur menceritakan hasil terawangan Mat Gedeber. Aliong Kayu menyimak. Mengecak dan menerka apa keinginan Van Joened, dari cerita itu.
Bukan Aliong Kayu, jika tak Gercep. Sikap inilah yang diandalkan Van Joened selama ini. Agenda disusun. Waktu diutak-atik. Rencana vacancy dibuat rapi. Tujuan melintas pulau. Jauh dari hiruk pikuk masyarakat di Kawasan Pabrik Permen. Ada lokasi untuk bermain golf yang hijau. Ada laut. Ada spot mancing. Banyak bule. Waktupun ditetapkan. Akhir pekan. Agar tidak mencolok. Dan Van Joened setuju.
Aliong Kayu langsung melakukan koordinasi dengan para perampok uang rakyat. Rombongan lengkap. Jadwal kegiatan disusun ketat. Tiada hari tanpa terbahak-bahak. Van Joened pasti terhibur. Segar dan sumringah.
Ketika Aliong Kayu tiba di rumah. Ada yang mengganjal dipikirannya. Ada petunjuk paranormal yang belum dalam agenda. Mengalirkan uang haram bersama T*i Macan.
Kening Aliong Kayu berkerut. Mengingat-ngingat. Membuka handphone. Mengecek daftar kontak. Tak lama, wajah Aliong Kayu sumringah. Ternyata Aliong menemukan nomer telpon Yesi Sakarin, pegawai yang sudah melanglang buana lintas pulau.
“Halo….Yesi Sukarin?”, kata Aliong Kayu diujung telpon.
“Elo sibuk nggak?’ sambung Aliong Kayu.
“Jumat kita berangkat ya… Sama Van Joened?” katanya lagi.
“Beres. Semua gua yang atur. Bawa badan aja,” tegas Aliong Kayu.
“Sip. Elo berangkat duluan. Hotel dan lapangan golf, elo yang booking ya?” perintah Aliong Kayu.
“Udah, beres. Masak nggak rindu sama Van Joened?” tambah Aliong Kayu.
“Jangan lupa sama gua. Masak elo bedua aja. Ajakin temen elo yang itu juga?” saran Aliong Kayu.
“Mantap. Top. Itu baru temen namanya,” sambung Aliong kayu sembari menutup telpon.
- Episode 12 - Joened: Kursi Sudah Dijual 350 Miliar
- EPISODE 11 - Van Joened: Ditepuk Sekondan Linglung
- EPISODE 10 - Van Joened: Judi Golf, Terima Upeti