- Episode 13 – Joened: Mengalir Di Tahun Macan Air
- EPISODE 9 - Van Joened: Go-Kart Dibawa Jadi Pecundang
- EPISODE 8 - Van Joened: Siasat Kekasih Gelap
Baca Juga
BERDJAJA: Berapa Dapat Saya. Begitu cerita blue print yang disiapkan Raja Olah. Hanya tak semua bisa melaksanakan dengan baik. Juklak dan Juknis berubah sesuai selera De Governeur. Penemu konsep BERDJAJA, sadar dibohongi Van Joened. Ngacir. Kini sibuk jadi pemain. Sayap luar, merangkap penyerang.
Turut mengolah proyek dan kebijakan. Uang sudah di tangan. Berlimpah. Berbalik menjadi ancaman. Para penyetor, belakangan gigih menagih kaki tangan Van Joened. Ada, Dede Rindu, Nisfu Afdol, Aliong Kayu, Yuhardin, Supli Alficis, Arni Albetok, Tom Risau. Mereka menghindari. Memberikan janji-janji masa depan.
Sekaligus ancaman. Dipanggil penguasa penyeleweng hukum. Sementara Zulahli, Muli Adi, Boedi Berkah, Rey Anna, tak dapat bergerak. Terhimpit tumpukan uang setoran. Direkos anak buah Raja Olah.
Bingung menentukan skala prioritas. Siapa yang akan menjadi pemenang lelang. Van Joened berpikir sederhana. Bila meledak, toh bukan dia yang menerima langsung uang setoran. Penerima uang yang bertanggungjawab. Van Joened lepas tangan. Sibuk menata jaringan pengolah. Seperti yang dilakukannya pada:
Klik:' Ini Dia, Jaringan Raja Olah
Tak lupa Joened melibatkan peran keluarga. Ada Dede Rindu. Memberi angin. Menjadi penjamin perpanjang izin mengizin. Dua perusahaan pengeruk pasir laut, jadi korban. Perusahaan bermasalah. Mulai dari soal hukum, sampai penolakan masyarakat. Merusak ekosistem laut dan mata pencaharian nelayan.
Unjuk rasa menolak aktifitas pengerukan pasir laut, bergelombang ke rumah rakyat. Namun penghuni rumah rakyat cuek bebek. Berharap dengan janji-janji surga Van Joened. Uang perjalanan dan sosialisasi peraturan, digelontorkan. Lumayan. Dede Rindu bergerak cepat. Dia tak bisa sendirian. Cukup banyak keterbatasan.
Maria adiknya Hartini yang menjadi kepala dinas permineralan, diajak bersekutu. Menggarapa dua perusahaan pengeruk pasir. Dua pengusaha pengeruk pasir, Stef End dan Yuli Usman tak bisa menghindar. Sekaligus percaya. Satu ponakan De Gouverneur, satunya lagi adik kepala dinas. Tempat nyawa perusahaan bergantung. Beragam alasan permintaan diajukan. Lebih dari setengah milyar rupiah digelontorkan Stef End dan Yuli Usman. Operasi keruk pasir tak lancar. Was-was.
Dede Rindu dan Maria berjanji. Aman! Nyatanya kapal pasir disandera aparat penyeleweng hukum. Belakangan dilepaskan. Hari berganti minggu, berubah menjadi bulan. Kepala Stef End dan Yuli Usman bertambah uban. Urusan perizinan tak jelas. Kusut. Izin yang ada (tidak lengkap). Dalam hitungan hari kedaluwarsa. Seperti biasa, Raja Olah Van Joened, ingkar. Tak ada perintah konkrit kepada Hartini..
Seperti yang dijanjikan Dede Rindu dan Maria kepada Stef End dan Yuli Usman. Ada peraturan baru yang mengatur zona keruk mengeruk pasir laut. Monges. Beralaskan pertemanan. Sekaligus secuil balas jasa dan mempersiapkan penampungan uang jarahan, Van Joened membentuk badan usaha daerah baru. Disini bercokol mantan tim sukses. Ada Hari Warkudoro, Ahi Iza, dan Angin Jalanan. Hari Warkudoro, bertugas menggawangi badan usaha daerah baru.
Berhubungan dengan minyak. Badan usaha ini menjadi kendaraan bisnis yang menampung olahan Vifa Blue, sahabat kental Aliong Kayu. Vifa Blue menjadi tangan terdepan Van Joened di bidang proyek kerjasama lintas bidang dan kawasan. Disini Van 'Joened menciptakan jejaring pengolahan. Menggurita.
Dede Rindu jadi hantu. Memelototi Hari Warkudoro dan Vifa Blue. Fokus di Ladang minyak dan gas. Soal badan usaha daerah baru, menyimpan kisah duka. Kawan akrab Van Joened, baik di organisasi dan saat kuliah, Amad Asoi Segar dibuat kecewa. Dijanjikan jadi salah satu direktur badan usaha baru. Disingkirkan jadi ketua komisi nguping.
Van Joened lebih memilih Hari Warkudoro. Amad Asoi Segar dijerumuskan di komisi yang tugasnya hanya bertanya-tanya. Bila butuh data dan informasi dari badan publik, hanya bisa berkirim surat. Sebuah pelecehan, sebenarnya. Namun, dari pada bertani, ya diterima saja. Agar para pengolah dan penerima konsesi kavling kewenangan tak mencolok.
Van Joened melibatkan mereka di dunia olahraga dan program sosial unggulan. Di program BERDJAJA dan Olahraga. Yosef Barbirbur, penolong keluarga Van Joened dimasa susah. Ditetapkan jadi komandan. Disini Aliong Kayu dan Laba ditempatkan. Disamarkan. Keduanya di bagian kasir. Pintu alasan yang tepat untuk mencari dan menampung setoran. Olahraga dan kegiatan sosial.
Yosef Barbirbur diagung-agungkan dimana-mana. Van Joened bilang hebat, hartawan. Nyatanya, hampir satu tahun BERDJAJA tak ada wujud nyata. Anggaran dua milyar yang disediakan rakyat, ludes untuk pengumpulan data dan IT program. Koar-koarnya membuat pekag 'telinga.
Ternyata tak seperti buang angin, kentut. Keluar tak bisa ditahan. Memobilisasi dana dari bank-bank, produsen pupuk, bibit dan alat pertanian, bukan urusan gampang. Nyatanya belum ada yang berminat ambil bagian. Tak percaya?
- EPISODE 10 - Van Joened: Judi Golf, Terima Upeti
- Episode 13 – Joened: Mengalir Di Tahun Macan Air
- Episode 6 - Van Joened Jalan Pagi, Bahagia