EPISODE 8 - Van Joened: Siasat Kekasih Gelap


HARI berganti minggu, berganti bulan, hingga berganti tahun. Kelakukan Van Joened masih begitu-gitu saja. Sejak PNS hingga pensiun. Jadi ketua partai, pun hingga menduduki kursi kekuasaan. Jadi De  Gouverneur. Tak ada yang berubah. Dan tidak ada yang bisa mengubah.

Sebelum mendapat kekuasaan mengatur Provinsi Pabrik Permen (PPP), prilaku Van Joened tetap itu-itu juga. Malah bertambah jadi. Semakin minta dilayani. Kian merasa semua pihak memerlukan dirinya. Pola sekali pukul, putus. Menjadi ciri khas De  Gouverneur dalam menggunakan kekuasaan. Dan secara berkesinambungan, memulai dari kebohongan kecil, hingga mencapai kebohongan yang besar.

Dua bulan lalu, sebuah lembaga survei, Mat Kemot Center (MKC) menggelontorkan hasil penelusuran publik selama tiga bulan. Menyangkut kepuasan publik terhadap kepemimpinan Van Joened.

Hasilnya, tak ada yang luar biasa. Tingkat kepuasaan publik sangat-sangat rendah. Sementara tingkat kepuasaan orang-orang tertentu (Calo jabatan, Calo proyek, Calo pencitraan) cukup puas (Tidak sangat puas. Sering diingkari). Dan yang sangat amat menarik, setiap hari Van Joened melahirkan musuh-musuh politik dan pribadi.

Bagi yang mengetahui prilaku dasar Van Joened, survei MKC tak membuat tercengang. Ya memang seperti itu. Memupuk kebohongan, tidak memegang komitmen, merasa pintar sendiri, dan cendrung berkhianat. Modalnya hanya satu: Sabar...

“Sejak mahasiswa, sampai sekarang, tidak ada yang berubah dari Joened. Malah bertambah jadi,”  Mursidi Asmara memberi komentar.

Saat ini, Van Joened fokus mengawinkan pasangan-pasangan politik. Bupati-Wakil Bupati, Walikota-Wakil Walikota. Lagi musim Pilkada. De  Gouverneur juga menjadi ketua partai (yang tidak diurusnya secara benar).

Dinamika Pilkada kali ini, kembali memunculkan sifat dasar Van Joened. Sangat tampak. Memupuk kebohongan, tidak memegang komitmen (memberi janji kepada untuk diusung jadi calon bupati, walikota. Ditengah jalan ditelikung. Tidak jadi diusung. Alasannya standar, menyalahkan pihak lain. Apalagi setelah gagal mendudukkan putranya jadi calon wakil walikota di Bandar Kemaruk).

(Merasa pintar sendiri). “Sudahlah, gua yang paling tau soal politik. Buktinya gua nggak perlu jadi anggota partai, bisa jadi ketua. Kalian semua, bertahun-tahuin jadi pengurus partai, nggak bisa jadi ketua,” sesumbar Van Joened dalam sebuah kesempatan.

Bak tempoyak kebanyakan garam. Asem. Dinamika di Provinsi Pabrik Permen suhunya meningkat. Bukan karena terserang Covid-19. Memanas. Pengusaha top di kawasan PPP jengkel. Sama seperti jengkel mereka terhadap Ronald, kala itu.

Van Joened sudah merasa tak memerlukan campur tangan Mbak Pur. Bahkan, beberapa kebijakan De  Gouverneur (terkait pajak alat berat, air tanah) mempermalukan pengusaha Pabrik Permen (walau dijelaskan secara rinci dan tidak membebani secara finasial, namun mengungkapkan masalah pajak alat berat dan air tanah ke ruang publik, sama artinya mempermalukan Mbak Pur dan kakaknya. Publik jadi tahu. Perusahaan Mbak Pur selama ini tidak bayar pajak alat berat dan air tanah).

Secara politik, menjelang Pilkada. Strategi Van Joened dan Mbak Pur terlihat berseberangan. Utamanya di Kota Bandar Kemaruk.

Sejak awal, Van Joened menjanjikan all-out mendukung Riky Merajuk. Alasan yang dikemukakan, balas budi kepada orang tua Riky yang menopang karir kepegawaiannya. Ditengah jalan, melalui pintu belakang, Van Joened secara otoriter meminta putranya yang jadi wakil Riky. Belakangan mentah.

Lantas Yuhardin, diberi angin segar jadi pendamping Riky. Sampai dibuatkan surat rekomendasi ke induk partai. Yuhardin sudah kegirangan. Belakangan mikir. Dan itupun banyak gagalnya.

Melalui pintu samping, Van Joened juga mensupport tiga kerabatnya untuk maju memperebutkan kursi Walikota Bandar Kemaruk. Diluncurkan melalui jalur bebas. Cara ini dilakukan (dalam pikiran Van Joened), guna memecah suara Evi Tawaduk yang hampir-hampir tidak terkalahkan. Padahal, strategi ini sangat fatal. Semakin banyak pasangan yang maju, peluang Evi Tawaduk semakin besar.

Terkini, upaya menumbangkan Evi Tawaduk bertambah liar. Evi digergaji dengan berbagai cara, agar tak bisa mengikuti konterstasi Pilkada. Parpol-parpol pengusung terus digeruduk.

Cermin besar politik Van Joened di Kota Bandar Kemaruk, secara terang benderang, terlihat nyata. Sejak awal dia tidak mendukung sungguh-sungguh. Berkomitmen memenangkan Riky untuk meraih kursi kekuasaan.

Melihat langkah Van Joened, Mbak Pur mengambil langkah lain. Dia mendukung penuh pasangan Yes Kobar-Tales Purnama merebut kursi kekuasaan di Kota Bandar Kemaruk.

Sikap Van Joened dan Mabk Pur, terlihat berseberangan. Tapi, nanti dulu. Jangan tergesa-gesa membuat kesimpulan. Pasalnya, kedua cara ini, tujuannya hanya satu: Ingin menguasai kursi kekuasaan di Kota Bandar Kemaruk. Titik central pusat kekuasaan Provinsi Pabrik Permen. Pasangan kekasih gelap ini sedang bersiasat? Atau sudah pisah ranjang. Memilih jalur masing-masing? Mari ditunggu sampai rampung pencalonan. Kemana partai politik akan berpihak.