Hasil Penelitian Damar Terkait Sunat Perempuan, Antara Budaya dan Agama

Pemaparan hasil penelitian terkait sunat perempuan atau P2GP/ Faiza
Pemaparan hasil penelitian terkait sunat perempuan atau P2GP/ Faiza

Lembaga Advokasi Perempuan Damar Lampung bersama Forum Aktivis PereMpuan Muda (FAMM) Indonesia mempublikasikan hasil penelitian Pemotongan/Pelukaan Genitalia Perempuan (P2GP) yang lebih dikenal dengan sunat perempuan, Senin (4/10).


Koordinator FAMM Indonesia, Niken Lestari mengatakan, penelitian ini dilakukan di Lampung dan Sulawesi Tenggara. 

Di mana, kasus sunat perempuan di Sulawesi Tenggara sebanyak 39 persen dan Lampung di atas rata-rata nasional yaitu 60 persen. 

Penelitian ini dilakukan selama 10 bulan dengan metode kualitatif, forum group discussion (fgd), wawancara terarah dan pengamatan. Narasumbernya adalah perempuan dan laki-laki muda berusia 18-35 tahun. 

Menurut Niken, praktik sunat perempuan ini jarang sekali dibicarakan, karena praktek ini dilakukan secara tertutup dan di sebagian tempat dilakukan secara terbuka sehingga dianggap hal yang biasa. 

Niken memaparkan, sebagian besar narasumber perempuan mengalami sunat dan baru mengetahuinya ketika terlibat dalam penelitian ini. Mereka ikut aktif mengonfirmasi kepada orang tuanya apakah dirinya disunat atau tidak. 

"Banyak perempuan yang mengalami sunat perempuan, ada yang ketika bayi, ada juga yang ketika berusia anak-anak dan dirayakan, jadi banyak yang tidak ingat," jelasnya. 

Menurut Niken, selain itu, praktik sunat perempuan terus berlanjut karena dianggap tidak menyakiti perempuan jika tidak terjadi pemotongan atau pelukaan pada genital. 

Selain itu, ada bidan atau klinik yang menawarkan praktik ini. Kemudian, dianggap tidak menyakiti perempuan jika tidak terjadi pemotongan atau pelukaan pada genital. 

Selanjutnya, membicarakan seksualitas bagi perempuan muda dianggap tabu. Merasa sunat perempuan aman jika dilakukan tenaga medis dan ini merupakan bagian penting dari budaya atau tradisi keislaman. 

"Praktik P2GP atau sunat perempuan ini tidak dianggap sebagai bentuk kekerasan. Masyarakat tidak pernah mendengar ada ulama yang mencegah atau melarang P2GP," jelasnya. 

Sehingga Niken menyarankan perlu adanya pencegahan sunat perempuan, seperti konseling dari tenaga kesehatan ke keluarga dan orang tua bahwa tidak ada manfaat medis dari praktik ini. 

Sementara itu, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Lampung Mery Destiaty mengatakan, secara medis, sunat perempuan tidak ada manfaatnya bagi perempuan. 

Bahkan dapat berbahaya bagi kesehatan reproduksi. Sebab Pelukaan pada klitoris dapat menyebabkan pendarahan dan akan sulit dihentikan jika dilakukan tanpa pengetahuan khusus.

Selain itu, kata Mery, dalam etika profesi kesehatan melarang pengrusakan terhadap organ yang sehat. Lagipula, sunat perempuan tidak diajarkan di dunia kesehatan dan kurikulum pendidikan tenaga kesehatan. 

Sementara itu, menurut Anggota Majelis Musyawarah KUPI, Husein Muhammad, 

tidak ada teks Al-Quran mengatakan tentang khitan untuk perempuan bahkan laki-laki. 

"Tapi ada satu kata, hendaklah kamu mengikuti Ibrahim. Ulama mengatakan ayat ini masuk pada isu khitan karena Nabi Ibrahim khitan pada usia 80 tahun. Itu untuk laki-laki kalau perempuan tidak ada," kata dia. 

Sehingga, Husein menyimpulkan, tidak ada satu pun hadis yang memvalidasi khitan untuk perempuan. Mayoritas ulama ahli fikih dunia muslim mengatakan khitan perempuan bukan wajib tapi menggunakan makrumah.

"Makrumah itu pratik dianggap baik oleh tradisi masyarakat. Tapi tidak ada teks agama menganjurkan sunat perempuan. Jadi ini bisa diubah. Ini hanya tradisi masyarakat bukan keputusan agama," kata dia. 

Ia melanjutkan, khitan perempuan ini tidak ada manfaatnya sehingga tidak perlu dilanjutkan. Jika pemotongan ini menyakiti fisik dan psikologis, merugikan hasrat seksual maka hukumnya haram. 

"Khitan perempuan tidak diatur dalam alquran dan hadis yang shahih. Juga menimbulkan bahaya baik bagi tubuh dan harus dicegah , negara harus membuat UU bahkan menghukum pelaku dan yang menyuburkan khitan perempuan," pungkasnya.