IDI Bandar Lampung Sebut Kemiskinan Jadi Faktor Pengaruh Stunting

Ketua IDI Bandar Lampung, dr Khadafi Indrawan/Tuti
Ketua IDI Bandar Lampung, dr Khadafi Indrawan/Tuti

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bandar Lampung menyebutkan kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya angka stunting. Hal tersebut karena tidak bisanya memenuhi kebutuhan gizi ibu hamil maupun anak usia muda. 


"Kemiskinan salah satu faktor yang ikut mempengaruhi angka stunting, karena tidak tercukupi asupan gizi, makanya dibutuhkan peran pemerintah cukup tinggi," kata Ketua IDI Bandar Lampung, dr Khadafi Indrawan, Senin (1/8).  

Menurutnya, upaya pencegahan dini kasus stunting perlu dilakukan mulai dari masa kehamilan hingga anak usia muda. Pencegahan tidak hanya pola makan, namun kebersihan lingkungan dan hidup sehat. 

"Anak yang bergejala stunting harus segera dilaporkan ke rumah sakit atau puskesmas terdekat, agar memperoleh perawatan khusus. Gejala umum stunting yakni tidak imbangnya antara tinggi badan dan berat badan dengan usia," ujarnya. 

Lanjutnya, pencegahan stunting bukan hanya tugas pemerintah. Namun perlu kolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dan masyarakat. 

"Kami juga akan menggandeng FK Unila dan Malahayati untuk membantu mengedukasi masyarakat tentang pencegahan stunting," jelasnya. 

dr Khadafi Indrawan berharap dengan kekompakan semua pihak target Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung yang 0 persen bisa tercapai. 

"Tentu setiap tahunnya akan ada evaluasi pencegahan stunting. Sehingga diharapkan terus melakukan yang terbaik untuk mencapai target," jelasnya. 

Sementara itu, Kepala Bappeda Bandar Lampung, Khaidarmansah mengatakan Pemkot Bandar Lampung akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi, sehingga gaji masyarakat bisa meningkat lebih baik.

"Dengan begitu maka daya beli masyarakat bisa lebih baik. Sehingga diharapkan kebutuhan gizi bisa tercukupi," ujarnya.