Isu Restu Istana Kudeta Demokrat, Presiden Hendaknya Jawab Surat AHY

AHY/Net
AHY/Net

Ujang Komarudin berpendapat Presiden Jokowi hendaknya segera menjawab surat yang dikirim Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) soal isu restui Istana terhadap kudeta kepemimpinan di Partai Demokrat.


AHY mengirim surat yang berisi permintaan klarifikasi kepada Presiden Jokowi karena adanya dugaan pihak Istana lewat orang-orang sekitarnya turut andil dalam upaya kudeta tersebut.

Demikian disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin saat berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Selasa (2/2).

"Bagusnya dijawab. Karena soal pertaruhan orang-orang di lingkaran Jokowi. Dugaan kudeta tersebut dilakukan oleh orang di sekitar Jokowi," kata Ujang Komarudin.

Ketum Demokrat AHY secara resmi telah bersurat kepada Presiden Jokowi untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi terkait adanya gerakan politik dari lingkaran Istana ingin mengambilalih kepemimpinan Demokrat.

"Saya telah mengirimkan surat secara resmi kepada Yang Terhormat Bapak Presiden Joko Widodo untuk mendapatkan konfirmasi dan klarifikasi dari beliau terkait kebenaran berita yang kami dapatkan," kata AHY, Senin (1/2). 

Klarifikasi Moedoko

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko disebut-sebut menjadi salah satu aktor upaya kudeta Agus Harimurti Yudhoyono dari kursi Ketua Umum Partai Demokrat.

Yaitu, satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah 6 tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah diberhentikan tidak hormat karena korupsi pada 9 tahun lalu, satu mantan kader yang keluar 3 tahun lalu, dan satu nonkader partai yang juga seorang pejabat tinggi pemerintah.

Tidak tegas membantah, Moeldoko justru mengakui telah didatangi sejumlah orang yang diduga dari unsur Demokrat di kediamannya. Sebab ia mengaku selalu membuka pintu kepada siapa pun yang hendak bertemu dengannya.

Dikatakan Moeldoko, mereka datang berbondong-bondong secara bergelombang dan ia terima di rumahnya.

"Konteksnya apa saya juga enggak ngerti. Dari ngobrol-ngobrol itu biasanya saya awali dari pertanian karena saya memang suka pertanian. Berikutnya curhat tentang situasi yang dihadapi, ya gue dengerin aja, gitu. Berikutnya ya udah dengerin aja," kata Moeldoko saat menggelar konferensi pers secara virtual, Senin malam (1/2).

"Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu. Karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat," sambung Moeldoko.

Pengakuan Moeldoko pun dibantah oleh politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik.

Rachlan meminta Moeldoko untuk jujur. Kata dia, pertemuan itu terjadi di Hotel Aston Rasuna Said.

"Jangan bohong. Pertemuan itu bukan di kediaman tapi di hotel Aston Rasuna Said lantai 28, Rabu tanggal 27 Januari 2021 pukul 21.00 WIB," ujar Rachland di akun Twitternya.

"Anda datang ke situ, bukan mereka mendatangi anda," katanya.