Keketuaan Sumarsono Pimpin DPRD Lamteng Seolah Tak Dihargai

Amir Faisal Sanzaya/ Riki Antoni
Amir Faisal Sanzaya/ Riki Antoni

Mantan aktivis mahasiswa Lampung, Amir Faisal Sanzaya menyebut DPRD Lampung Tengah, sejak dipimpin oleh Sumarsono sebagai Ketua seolah tidak dihargai oleh siapapun.




Pernyataan itu disampaikannya usai menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang ketiga kalinya yang dihadiri oleh Kepala BKSDM, beberapa perangkat Kampung Kecamatan Way Seputih, dan anggota Komisi l, dan lV yang dipimpin oleh Ketua DPRD Lamteng, Sumarsono dalam membahas persoalan SK mutasi guru Mursiyatun, di ruang sidang DPRD setempat, Rabu (15/3).

"Bagaimana dia (Sumarsono) mau menyebut rapat dibatalkan karena ada beberapa OPD terkait yang tidak hadir dalam RDP, sementara bisa kita lihat berapa jumlah anggota Komisi l dan lV yang hadir dalam RDP tadi," ujar Amir, kepada Kantor Berita RMOLLampung.

Jadi Sumarsono jangan hanya bisa menyalahkan ketidakhadiran pihak terkait dalam RPD yang digelar, seharusnya Sumarsono harus bercermin dari caranya memimpin anggotanya sendiri di DPRD Lamteng selama ini. Sementara yang bersangkutan Sumarsono sendiri sebagai leader di legislatif itu sendiri tidak bisa memberi contoh kepada pihak eksekutive.

"Jadi intinya saya katakan kepada legislatif DPRD Lamteng, yang terhormat sejak dipimpin oleh Sumarsono sebagai Ketua, legislatif yang terhormat ini tidak dihargai oleh siapapun. Kita lihat apa yang sudah dilakukan oleh DPRD selama dipimpin oleh Sumarsono, yang disetiap kesempatan selalu menegaskan bahwa DPRD adalah mata, telinga, dan perpanjangan tangan dari rakyat, buktinya apa," tegasnya.

Selain itu Amir menyebut bahwa banyak persoalan, dan aduan baik dari masyarakat, LSM, Ormas maupun rekan-rekan media yang tidak berjalan dan tidak ditindaklanjuti dengan tuntas oleh komisi yang ada, maupun dari Sumarsono sendiri sebagai pimpinan di DPRD Lamteng.

"Data tersebut setidaknya mencerminkan dua hal. Pertama, anggota DPRD Lamteng, belum bisa memperlihatkan kinerja dengan maksimal. Kedua, para wakil rakyat itu sering menyepelekan arti kehadiran dalam rapat kerja DPRD itu sendiri, dan Ihwal presensi legislatif tersebut bukan yang pertama terjadi," tukasnya.

Bahkan pria yang berperawakan seperti orang lndia ini mengatakan bahwa persoalan yang menyangkut internal DPRD Lamteng sendiri tidak bisa mereka selesaikan, bagaimana mau menyelesaikan persoalan external di DPRD.

Seperti contoh hingga saat ini Badan Kehormatan (BK) DPRD Lamteng, tidak bisa menyelesaikan persoalan etika yang menyeret nama Ketuanya terkait etika sebagai pejabat publik dalam video tik tok yang sempat viral beberapa waktu lalu.

"Itu hanya salah satu contoh kecil saja. Yang artinya persoalan internal mereka sendiri tidak bisa diselesaikan, bagaimana mau menyelesaikan persoalan external," pungkas Amir Faisal.

Diketahui RDP yang digelar hari ini merupakan RDP yang ke 3 kalinya, yang digelar diruang sidang DPRD setempat, terpaksa dibatalkan oleh Ketua DPRD Lamteng, Sumarsono disebabkan ada beberapa OPD dan pihak terkait yang tidak hadir dalam RDP tersebut, termasuk yang bersangkutan Mursiyatun.

Sementara Ketua DPRD Lamteng, Sumarsono telah memerintahkan Komisi l dan lV untuk mengirimkan surat ke KASN dan Kemenpan RB guna menindaklanjuti persoalan tersebut.