- Episode 12 - Joened: Kursi Sudah Dijual 350 Miliar
- EPISODE 9 - Van Joened: Go-Kart Dibawa Jadi Pecundang
- EPISODE 8 - Van Joened: Siasat Kekasih Gelap
Baca Juga
Sebenarnyatak perlu begitu terkejut. Syahwat kekuasaan Mbak Pur berjalan seiring dengankesuksesannya menyiasati bisnis Pabrik Permen. Kucuran dana keuntungan yangdigenggam Mbak Pur, tentu saja membuat ngiler para elit partai. Tak pedulidengan runtuhnya harkat dan martabat partai. Apalagi ingin membela nasib warga yang menjadi konstituen merekadi sekitar Pabrik Permen yang sudah menderita puluhan tahun.
Takberhenti hanya sebatas merampok Partai Go-Kart yang kini digenggamJuned.Syahwat Mbak Pur dan Guntur terus bergelinjang. Cengkraman Mbak Pur terusmenusuk jantung dan memporakpandakan pertahanan elit-elit partai. Namun tekadMbak Pur ingin menguasai seluruh partai, ternyata gagal total. Masih ada partaiyang tak silau dengan tumpukan uang haram yang jumlahnya ratusan miliar.
Kini,diluar Partai Go-Kart yang sudah tergadai, Mbak Pur i berhasil memeluk elitPartai Gergaji, Partai Kutu Busuk, dan Partai Anak Nakal. Mereka tidak pedulikalangan akar rumput partai porak poranda, seperti Partai Go-Kart.
Gunamemperluas daerah jajahannya, Mbak Pur pun memainkan perangkap buat Mustajab.Partai Hati yang Luka, melalui elitnya sudah memutuskan mendukung Mustajabberpasangan dengan Hasan Hasan. Nanti, diujung pencalonan akan di bom Mbak Pur,dan bubar.
"Kamujangan capek-capek dong," ungkap Mbak Pur.
"Kalaumau jadi Gubernur, ya harus capek,"jawab Juned.
"Kalaukamu capek, aku kan ikut capek,"balas Mbak Pur.
"Terusgimana dong,"ujar Juned.
Nundi ujung sana, para politisi berbincang dengan serius, hingga lupa menyeruputkopi. Mereka sibuk berdiskusi tentang peluang para cagub yang akan turut sertadalam kontestasi. Mereka berdebat dengan mengacu atas hegemoni kapitalisme yangdipertontonkan Pabrik Permen.
"SekarangMbak Pur sudah mencengkram aspek politik," ujar Mat Raji.
"Bukanhanya itu. Aspek ekonomi, sosial, dan juga HAM sudah dikangkangi," timpal RadenJambat.
"Sudahlengkap mereka menjajah kita. Bagaimana lagi. Elit-elit partai tak bisa menolakbujuk rayu dan ancaman Mbak Pur," keluh Raden Simah.
"Wargadi kawasan Pabrik Permen tidak bisa berbuat banyak. Yang masuk bui banyak.Kalau yang mati, juga tidak terhitung lagi karena mempertahankan hak milikmereka. Warisan nenek moyang mereka," sergah Mat Raji.
"Partaiyang jadi harapan kita, sudah selingkuh dengan konstituennya. Jangankan maupeduli dengan warga di sekitar Pabrik Permen, kawasan pun mereka akan jarah.Uang mereka hambur-hamburkan. Mbak Pur tak peduli soal itu. Berapapun merekagelontorkan, yang penting kekuasaan ada ditangan Pabrik Permen," kata RadenJambat dengan nada kelu.
"MbakPur dan Guntur itu sudah seperti tuhan," Raden Simah menambahkan.
"Semuasudah masuk dalam jeratan kapitalisme. Ini bentuk penjajahan gaya baru. MbakPur memperluas wilayah jajahannya," kata Raden Jambat.
"Lihatsaja, Ronald yang begitu setia, dipermalukan. Dihabisi agar tak bisa ikutkontestasi. Mereka beli partai. Orang-orang partai diadu domba tanpa adakesadaran akan tanggungjawab mereka kepada rakyat," ujar Mat Raji.
"Percayalah.Elit partai yang dibeli Mbak Pur, pasti akan menemukan kesadarannya. Ini soalwaktu saja. Allah SWT tidak akan membiarkan kezholiman,"ujar Raden Simahmengingatkan.
"Kitalihat saja nanti. Apa yang sudah digenggam mereka akan buyar. Baik yangdigenggam Juned maupun Mustajab," ujar Raden Simah mengingatkan.
"Pilgubkali ini akan diikuti tiga pasang. Walau Mbak Pur berlaku seperti tuhan, takakan bisa membendung. Allah SWT punya kuasa," timbal Mat Raji.
"Mat,kog bisa begitu?" tanya Raden Jambat pada Mat Raji.
"Bisasaja. Mbak Pur menzholimi Ronald sudah melampaui batas. Biasanya orang yangdizholimi akan muncul kepermukaan. Elit partai juga dibuatnya terhina karenauang. Allah SWT tak akan membiarkan kesewenang-wenangan Mbak Pur," timpal MatRaji.
"Siapasaja?" tanya Raden Jambat.
"Juned,Ronald, dan Hermanus," jawab Mat Raji meramal.
"Mustajab?" kejar Raden Jambat.
"Yatidak kemana-mana," ujar Mat Raji sembari menyerubut kopi dinginnya.
"Ah,sampean ini ada-ada saja," kata Raden Simah.
"Siapayang jadi Gubernur nanti?" kejar Raden Jambat.
"Yangjelas, bila partai pengusungnya diperoleh dengan cara mengadu domba rakyat danzholim seperti yang dilakukan Mbak Pur, tidak bakal jadi," ujar Mat Raji.
"Sampeanyakin sekali?" ujar Raden Simah memotong.
"Pemilih sudah tahu, Juned itu bonekanya Pabrik Permen yang ingin menjajah kita.Surveynya saja nomor buncit," tutup Mat Raji sembari ngeloyor pamit. (d)
- EPISODE 11 - Van Joened: Ditepuk Sekondan Linglung
- EPISODE 8 - Van Joened: Siasat Kekasih Gelap
- EPISODE 9 - Van Joened: Go-Kart Dibawa Jadi Pecundang