Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa mengatakan pertumbuhan media siber di Indonesia cukup tinggi, bagaikan jamur yang tumbuh saat musim hujan.
- Berhasil Buat Pengantin Kaget, Baim Wong Datang Tanpa Diundang
- 100 Personel Kebersihan Bandar Lampung Siap Jaga Kebersihan Selama Pawai
- Banyak Truk Sampah Tak Layak Pakai, DLH Bandar Lampung Akan Lakukan Pendataan
Baca Juga
Menurutnya, tahun 2017 Kominfo memperkirakan ada 43 ribu media siber, dan 2020 diperkirakan 51 ribu. Tahun lalu, Dewan pers merilis ada 18 ribu organisasi penerbitan berbasis internet.
"Sehingga JMSI harus hadir untuk menjamin kemerdekan pers.Saya yakin JMSI Lampung akan memperkuat kemerdekaan pers khususnya di Lampung," kata Teguh Santosa di Ballroom Novotel, Sabtu (23/4).
Menurutnya, untuk mencapai kemerdekaan pers itu perusahaan media online harus memiliki etika kerja yang benar, memahami prinsip bisnis yang baik. Serta memiliki wartawan yang profesional, menghargai fakta dan tidak terjebak dalam ujaran kebencian.
"PR kita lainnya masih berat karena publik belum bisa membedakan mana karya pers dan mana yang bukan, karena perbedaannya tipis," ujarnya.
Lanjutnya, kata Teguh Santosa Dewan Pers memiliki 11 anggota organisasi wartawan yakni paling tua yakni PWI, AJI, IJTI, PFI.
Empat lainnya yakni organisasi perusahaan pers seperti Serikat Perusahaan Pers (SPS), SSMI untuk radio, Asosiasi Televisi Swasta dan Asosiasi Televisi Lokal Indonesia. Lalu tiga perusahaan media siber yakni AMSI, SMSI dan JMSI.