Lampung kaya dengan komoditas hasil pertanian, perkebunan, perikanan, hingga kerajinan lokal asli provinsi ini.
- Bank BJB Dinobatkan Jadi Bank Terbaik 2022 Aset Rp6 Triliun-Rp14 Triliun
- Satmakura-Brigif 4 Marinir Garap 1300 Ha Untuk Ketahanan Pangan
- Dapat Tambahan Dana PEN Rp5 Triliun, BTN Patok Target Kredit Rp30 Triliun Akhir 2020
Baca Juga
Semua itu punya potensi untuk dipasarkan. Tak hanya nasional, tapi bisa mendunia di pasar internasional melalui jalur perdagangan eskpor.
Namun, bayang-bayang rumitnya untuk bisa menembus pasar ekspor menjadi hambatan. Alih-alih merealisasikan impian besar bisa mengekspor produknya, petani dan perajin justru lebih banyak terkungkung dalam sistem harga yang diciptakan korporasi perusahaan atau sekelompok orang.
Sementara, anak-anak muda yang punya peluang usaha tak punya keberanian memasuki pasar ekspor. Keterbatasan informasi tentang dunia ekspor juga menjadi penyebab mandeknya pemasaran yang lebih luas.
Melihat kondisi itulah, sejumlah penggiat pasar ekspor tergerak membentuk komunitas Bisa Ekspor (BE) Lampung.
"Komunitas ini siap membantu petani dan kelompok tani, dan tentu saja memacu semangat anak-anak muda untuk memasarkan produk komoditas lokal Lampung ke pasar internasional," ujar Sobirin, salah seorang penggiat BE Lampung kepada Kantor Berita RMOLLampung, Minggu (15/5).
Sobirin menjelaskan, mulai Bulan Juni mendatang komunitas ini akan mulai fokus dengan kegiatan yang diberi tema Business Matching Bisa Ekspor Lampung.
Dia menjelaskan, komunitas yang anggotanya sebanyak 185 orang ini selain akan menggali potensi produk pertanian atau perkebunan bahkan kerajinan lokal asli Lampung, juga akan mengupayakan pendampingan secara berkelanjutan.
Nantinya setelah mendapatkan supplier yang tepat, maka BE Lampung akan memberi pendampingan. Sehingga, kualitas dan kuantitas produk yang akan dipasarkan keluar negeri tetap terjaga.