Akademisi Universitas Lampung (Unila) Dedy Hermawan menilai debat publik pertama calon wali Kota Bandarlampung yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU) setempat kurang gereget.
- Ditutup Besok, 1.114 Orang Sudah Daftar PPK Bandar Lampung
- Di Depan Deddy Corbuzier, Kiai Maruf Amin Ajak Rakyat Bersama-sama “Menaruh Bata” untuk Indonesia
- Temui Kajari Bandar Lampung, Bawaslu Koordinasi Pembentukan Sentra Gakkumdu
Baca Juga
“Saya mengamati dari awal sampai akhir, secara umum geregetnya masih kurang. Belum kena dengan subtansi dalam kata debat,” kata Dedy Hermawan
Dedy Hermawan mengatakan, dalam perdebatan seharusnya ada adu argumentasi, data, analisis, strategi, dan adu paradigma pembangunan serta kesejahteraan.
“Seharusnya ada itu dan debat kali ini belum terlihat, masih kering, masih banyak tanya jawab antar pasangannya atau antar kandidat,” ucapnya.
"Mungkin itu akibat dari lemahnya desain debat yang terlalu birokratif dan prosedural. Sehingga kurang kebebasan mengekspresikan pendapat dari masing-masing kandidat,” terangnya.
Ia menambahkan soal materi debat, secara umum konsentrasinya soal ekonomi. Namun tidak digali secara dalam.
“Dan untuk data kemiskinan, UMKM basis datanya masih lemah. Mungkin ini juga dampak dari format acara yang terlalu kaku dan posisi duduk para kandidat menurut saya kurang interaktif terlalu formal dan kaku,” ujarnya, Kamis (15/10).
"Saran saya penyelenggara mencontoh acara serupa yang siring muncul di layar televisi. Contoh Mata Najwa, formatnya lebih interaktif sehingga bisa adu gagasan dan adu data,” tuturnya.
- PKS: Bukan Hanya Wabah, Kebijakan Tidak Pro Rakyat Juga Jadi Masalah Awal Tahun 2022
- Bertemu Prabowo Di Hambalang, Airlangga Bahas Geopolitik Indonesia Saat Ini
- Update DPB Lampung April 2022, Ada 2.101 Pemilih Baru