Laporan Sengketa Lahan Ditolak, Warga Minta Kapolda Lampung Beri Atensi

Dari kiri: Rojali Umar, Heri CH Burmeli/ Kusmawati
Dari kiri: Rojali Umar, Heri CH Burmeli/ Kusmawati

Heri CH Burmelli (53) warga Kelurahan Bumi Raya, Kecamatan Bumiwaras, Bandar Lampung didampingi Kuasa Hukumnya, Rojali Umar, kecewa lantaran laporan sengketa lahan ditolak Polda Lampung. 


"Laporan kami ditolak oleh penyidik dan disarankan untuk membuat pengaduan masyarakat, dengan alasan menunggu penyelesaian surat sertifikat lahan yang sedang diurus Heri CH Burmelli di BPN," kata Rojali Umar, saat di Mapolda Lampung, Rabu (28/12).

Mengenai kronologinya, Rojali Umar menerangkan, dari silsilah lahan seluas 9.254 meter persegi yang terletak di jalan Endro Suratmin, Kelurahan Korpri Jaya, Kecamatan Sukarame, Bandar Lampung, awalnya milik Budiharjo (Pemilik pertama), kemudian lahan itu beralih kepemilikan menjadi milik RI Jaya (Pemilik kedua), setelah itu lahan tersebut dibeli oleh Heri CH Burmelli dari RI Jaya dengan bukti surat Seporadik.

"Artinya, Heri CH Burmelli adalah pemilik ketiga atas lahan tersebut dan Heri CH Burmelli juga telah memenuhi kewajibannya membayar pajak atas lahan tersebut," terangnya.

Tapi, tambah Rojali Umar, saat Heri CH Burmelli hendak mengelola lahannya tersebut (membangun gubuk diatas lahan), Heri CH Burmelli dilaporkan dengan dugaan pengrusakan oleh pemilik pangkalan pasir yang menumpang usaha di lahan itu bernama M Haeri (Bukan pemilk lahan) dan perkaranya ditindak lanjuti oleh penyidik bahkan sudah naik ketingkat sidik. Tidak hanya itu, Heri CH Burmelli juga kerap kali diteror oleh oknum aparat ketika hendak mengelola lahan.

"Dari keterangan yang dihimpun, ternyata ada dua orang lagi yang mengakui lahan itu adalah milik mereka. Kabarnya memiliki sertifikat, tapi kita belum melihatnya. Itu sebabnya, kita menduga ada keterlibatan mafia tanah dalam permasalahan ini. Sebab, tidak mungkin BPN selaku yang berwenang menerbitkan sertifikat mau mengurus permohonan Heri CH Burmelli, jika lahan tersebut sudah bersertifikat.

"Meski kita kecewa atas pelayanan hari ini, tetapi kita akan mengikuti saran penyidik untuk membuat surat pengaduan ke Pak Kapolda, Irjen Akhmad Wiyagus dan Pak Dirkrimum Polda, Kombes  Reynold Hotagalung agar ini bisa cepat ditangani dan segera selesai," ungkapnya.

Sementara itu, Heri CH Burmelli memohon kepada Kapolda bisa membantu menyelesaikan perkara lahan miliknya.

"Saya percaya dan yakin dengan kinerja Bapak Kapolda Lampung, Irjen Akhmad Wiyagus, karena beliau salah satu sosok pemimpin yang berhasil meraih penghargaan Hoegeng Award," kata Heri CH Burmelli.

Harapannya Kapolda Lampung bisa membantu menyelesaikan perkara lahan miliknya yang disengketakan menjadi jernih dan jelas hingga diketahui siapa pemilik lahan sesungguhnya.

"Sebagai pemilik lahan saya merasa resah dengan ulah oknum yang mendatangi, melarang, hingga melaporkan saya atas dugaan pengerusakan di lahan milik saya sendiri. Mirisnya, orang yang melaporkan saya adalah pemilik pangkalan pasir bernama, M Haeri bukan pemilik lahan dan laporannya ditindaklanjuti oleh petugas. Sebaliknya, saat saya selaku pemilik lahan melapor balik, petugas menolaknya," katanya.

"Pertanyaannya kenapa pihak lawan enteng bikin laporan dengan alasan ada sertifikat yang nyata-nyata diragukan keabsahannya. Tidak bayar pajak dan banyak kejanggalan lainnya. Bahkan puluhan tahun lahan dibiarkan terlantar. Sementara pihak saya memiliki hak riwayat atas lahan secara runut dan selalu membayar PBB nya selama ini," imbuhnya.