Nasib para petani singkong semakin terpuruk di Kabupaten Pesawaran. Pasalnya, harga komoditas pangan tersebut menurun sejak tahun lalu.
- Pansus-Perda Singkong Tak Kunjung Dibahas DPRD Lampung, Bocor Halus?
- Nasib "Anak Singkong" Tunggu Solusi Pemprov Lampung
Baca Juga
Nasib para petani singkong semakin terpuruk di Kabupaten Pesawaran. Pasalnya, harga komoditas pangan tersebut menurun sejak tahun lalu.
Hal tersebut disampaikan Edi (35) petani singkong di sekitar lingkungan perkantoran Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pesawaran.
Menurutnya, harga singkong sudah turun sejak awal tahun dan hingga saat ini belum ada kenaikan harga.
“Dari awal tahun sampai saat ini harga jual masih rendah, sekarang kita jual ke gudang langsung dihargai Rp1.300/kg kalau dari pihak gudang yang ambil langsung ke sini lebih rendah lagi jadi Rp800/kg,” ujar Edi Kepada Kantor Berita RMOLLampung, Rabu (21/4).
“Kalau sebelumnya harga jual singkong ke pengelola yang langsung datang kesini bisa mencapai Rp2 ribu per kilonya bahkan bisa lebih,” tambahnya.
Edi menyebut saat ini sebagian petani di Bumi Andan Jejama banyak yang tidak memanen tanaman singkongnya karena harga jual yang sangat murah.
“Dengan harga singkong yang sangat murah itu saya jadi malas-malasan untuk memanen singkong padahal tanaman singkong saya sudah lebih dari waktu panen tapi saya biarkan saja karena dengan harga jual segitu tidak sebanding dengan harga pupuk yang dibeli, balik modal saja sudah syukur,” katanya.
Ditempat yang sama, Yani (49) petani singkong keluhkan juga harga singkong yang sangat murah.
“Tanaman singkong saya sampai saat ini belum saya panen karena harganya sangat murah,” tuturnya.
Ia mengatakan, lahan miliknya yang biasa ditanami singkong saat ini beralih menjadi kebun jagung.
“Karena harga singkong murah jadi kebun saya yang tadinya ditanami singkong sekarang sudah saya ganti dengan tanaman jagung yang harganya cukup tinggi,” pungkasnya.