Perjuangan Peserta Disabilitas Menuju Tempat Tes UTBK Hingga Gawai Dirampas

Peserta Disabilitas UTBK SBMPTN, Eska Setia Lestari/Tuti
Peserta Disabilitas UTBK SBMPTN, Eska Setia Lestari/Tuti

Raut wajah lega terlihat jelas dari 4 peserta disabilitas usai mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Universitas Lampung (Unila). Keempat peserta tersebut yakni Agung Laksono, Khoirul Syafaat, Eska Setia Lestari, dan Ghivar Akbari.


Dengan bantuan suara yang keluar dari headphone itu keempat peserta tuna netra lancar mengerjakan soal SBMPTN satu per satu. Walaupun tak semua soal dikerjakan, karena ada beberapa soal yang terlalu sulit. 

Eska Setia Lestari mengaku cukup optimis lolos di Jurusan Ilmu Komunikasi Unila, meskipun ada beberapa soal tes yang membuatnya bingung, seperti perhitungan dan Bahasa Inggris. 

Tes SBMPTN ini merupakan kali keduanya ia mencoba. Tekatnya hanya ingin membanggakan orang tua dan membuktikan bahwa disabilitas juga bisa mengenyam pendidikan di perguruan tinggi. 

"Saya memang betul-betul ingin kuliah. Kemarin sudah mencoba UTBK SBMPTN namun belum lolos, sehingga tahun ini saya daftar lagi," kata Eska Setia Lestari, Kamis (19/5). 

Anak tunggal dari pasangan Toni dan Ida itu bercita-cita untuk bekerja di dunia marketing. Namun banyak rintangan yang telah ia lalui, bahkan tes SBMPTN hari ini nyaris gagal karena hampir terlambat akibat gawainya dirampas oleh oknum ojek online. 

"Saya tadi pesan maxim untuk berangkat. Saya sudah nunggu 17 menit, lalu dia datang dan bilang dari jauh. Saat diperjalanan, saya diberhentikan di gang kecil dengan alasan mau menjemput yang lain. Handphone saya lalu diminta paksa karena handphonenya lobet," ujarnya. 

Eska saat itu tidak bisa berbuat apa-apa. Ia menunggu hingga ada orang membantu karena memang gang tersebut masih sepi saat pagi hari. 

"Saya sempat menunggu beberapa menit, lalu saya dengar ada orang yang membuka pintu gerbang, ada suara orang lewat, lalu saya minta tolong ibu itu untuk mencari ojek online ke Unila," kata gadis usia 22 tahun itu. 

Setelah selesai ujian, Eska mengaku akan melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Walaupun ia tidak memiliki barang bukti. 

"Ia nanti saya akan melapor. Saya tahu nama drivernya tapi lupa," ujarnya.