Partai Persatuan Pembangunan (PPP) realistis dalam pencalonan presiden untuk Pemilu Serentak 2024. Hal ini, karena suara PPP hanya 4,5 persen di parlemen.
- Bukan Tiga, Tim Seleksi Bakal Rekrut Tujuh Komisioner Bawaslu Lampung
- Dua Hari Dibuka, 40 Orang Daftar Calon Komisioner Bawaslu Lampung
- Bawaslu Lampung Ajukan Anggaran Rp214 Miliar untuk Pilgub 2024
Baca Juga
Ketua DPP PPP Achmad Baidowi mengakui, sulit partai berlambang Kabah untuk membentuk poros untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Bahkan, untuk mencalonkan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa yang paling realistis menjadi calon wakil presiden.
"Kalau partai kami, Ketua Umum PPP (Suharso Monoarfa) mendeklarasikan sebagai capres, kenapa tidak ngukur baju. Kalau kemudian Ketum PPP mendeklarasikan sebagai cawapres saya kira bajunya pas," ujar Baidowi di Media Center DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (14/10).
Awiek, begitu sapaan karibnya, memandang paling realistis juga jika PPP yang merupakan partai religius untuk berkoalisi dengan nasionalis. Salah satunya, bersama Partai Golkar yang akan mengusung Airlangga Hartarto sebagai capres.
"Kami partai Islam dengan partai nasionalis saling melengkapi, relatif mudah jalannya. Kecuali kami koalisinya senyawa, misalnya partai yang ber-background agama juga," terangnya.
Sekretaris Fraksi PPP DPR RI menambahkan, saat ini PPP sedang fokus pada penguatan internal. Soal calon presiden, sudah ada dorongan agar Suharso Monoarfa dicalonkan, walaupun masih dinamis dengan realitas politik.
"Tetapi terkadang realitas politik kita dihadapkan pada aspek popularitas dan elektabilitas di masyarakat, kalau sekarang masih sangat cair sekali," pungkasnya.