Sadar Ponselnya Dibidik KPK Sejak Juli 2022, Mantan Rektor Unila Minta Tamanuri Hati hati

Tangkapan layar chat Karomani dan Tamanuri yang ditampilkan JPU KPK di PN Tanjungkarang, Kamis (9/3)/Faiza
Tangkapan layar chat Karomani dan Tamanuri yang ditampilkan JPU KPK di PN Tanjungkarang, Kamis (9/3)/Faiza

Ternyata mantan Rektor Universitas Lampung (Unila) Karomani mengetahui bahwa ponselnya sudah dibidik oleh KPK sejak Juni 2022.


Hal itu terungkap saat Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK menampilkan barang bukti berupa chat antara Karomani dan Anggota DPR RI Fraksi Nasdem Tamanuri di Pengadilan Negeri Tanjungkarang, Kamis (9/3).

"HP ini dibidik KPK pak ketua," tulis pesan yang dikirimkan Karomani kepada Tamanuri tertanggal 7 Juli 2022.

Saat itu, Tamanuri memang menitipkan anak Anggota DPRD Lampung Fraksi Nasdem Mardiana agar dapat lulus lewat jalur mandiri Unila di Fakultas Kedokteran. Mardiana sebelumnya merupakan staf ahli Tamanuri.

"Ok2 Tks," balas Tamanuri singkat.

Pada 15 Juli 2022, Karomani kembali menghubungi Tamanuri untuk mengingatkan agar berhati-hati supaya tidak menyebarkan nilai anak yang dititipkan itu.

"Mohon maaf. Sekedar Info. Anak kita jangan print hasil test dan beri tahu yang lain. Bahaya bisa dituntut dan dibatalin. Mohon dimaklumi, KPK konon sudah masuk memantau," ujarnya. 

Menurut Tamanuri, anak Mardiana itu kemudian dinyatakan lulus lewat jalur mandiri. Kemudian, Karomani menghubunginya lantaran Mardiana tidak mengucapkan terimakasih setelah anaknya dinyatakan lulus.

"Saya bilang, mungkin gak liat pengumuman. Setelah itu saya telpon Mardiana untuk menghubungi Karomani. Setelah itu Bu Mardiana menyampaikan dia sudah bertemu Karomani, sisanya saya gak tahu lagi," jelas Tamanuri. 

Diketahui, pada sidang kali ini Jaksa Penuntut Umum (JPU) KPK menghadirkan enam saksi. Di antaranya, Anggota DPR RI dari Fraksi Nasdem Tamanuri, Dawam Rahardjo, dan Pj Bupati Mesuji yang juga Kepala Dinas Pendidikan Lampung Sulpakar.

Selanjutnya, Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unila I Wayan Mustika, Sekretaris Dinas Pendidikan Lampung Selatan Asep Jamhur, dan Sekretaris Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung Arianto Munawar.