- Bahasa Tak Pernah "Kencing" (2/Selesai)
- Provinsi Lampung Auto Pilot (Bagian VI): Kartu Petani Berjaya Tak Kunjung Mendarat
- Pencapaian Presiden Joko Widodo Sudah Mentok
Baca Juga
SEHARI setelah surat terbuka saya kirimkan ke ruang publik, saya mendapatkan kiriman video sambutan Gubernur Lampung pada sebuah acara.
Pada sambutannya Gubernur Arinal mengajak publik untuk tidak terlalu dan terus menerus khawatir terhadap pandemi COVID-19.
Kalimat “kita injak saja” dan “anggap saja tidak ada”, yang beliau ucapkan dalam sambutan itu sungguh mengejutkan bagi saya.
Sepanjang 6 bulan pandemi ini mewabah di Indonesia, sepertinya inilah pernyataan paling kontroversial yang pernah diucapkan oleh seorang kepala daerah.
Dalam video yang sama Gubernur Arinal kembali mengklaim bahwa “Lampung provinsi terbaik dalam tata kelola masalah COVID-19”.
Selang sehari setelah itu beliau menjadi salah satu narasumber webinar bertema strategi Pentahelix dalam penanganan pandemi.
Saya akan membahas soal pernyataan kontroversial Gubernur Arinal pada tulisan yang lain. Tulisan ini hanya ingin mengulas klaim Lampung provinsi terbaik dalam tata kelola pandemi yang masih terus diulang-ulang oleh Gubernur Arinal.
Sejak akhir Juni sebagian dari kita sudah mafhum bahwa kompetisi yang dimenangkan itu hanyalah lomba membuat video praktik pemberlakuan status “New Normal” pada beberapa fasilitas publik, bukan kompetisi tentang penanganan pandemi secara komprehensif.
Belakangan pilihan diksi “New Normal” nya pun diakui sebagai kekeliruan dan ditarik oleh pemerintah dalam sebuah konferensi pers resmi.
Kemenangan dalam lomba buat video itu kemudian diklaim oleh Gubernur Arinal dan dipublikasikan seolah-olah menjadi sebuah prestasi yang sangat luar biasa.
Kali ini saya mencoba mengalah memposisikan sebagian akal sehat saya untuk menerima klaim itu, pada akhir Juni yang lalu Lampung telah menjadi provinsi terbaik dalam tata kelola pandemi.
Sekarang, mari kita uji klaim itu. Pada tanggal 30 Juni beberapa hari setelah menang lomba buat video, jumlah penderita Covid-19 di Lampung terkonfirmasi sebanyak 190 orang.
Sampai dengan kemarin tanggal 19 September angka itu menjadi 715 orang. Antara triwulan pertama (Maret-Juni) dengan triwulan kedua (Juli-September) terjadi ledakan kenaikan jumlah penderita terkonfirmasi sebesar 276%
Pada tanggal 30 Juni beberapa hari setelah Gubernur Arinal menerima hadiah dari Mendagri, kasus kematian dari pasien terkonfirmasi positif (tidak menghitung yang wafat dalam status PDP/suspek dan OTG) tercatat sebanyak 14 orang.
Sampai dengan kemarin tanggal 19 September jumlah penderita yang wafat naik dua kali lipat menjadi sebanyak 28 orang. Antara dua triwulan terjadi lonjakan jumlah kematian sebesar 100%
Pada tanggal 30 Juni beberapa hari setelah begitu banyak publikasi media memberitakan kemenangan Lampung dalam Lomba buat video, Angka Kesakitan (attack rate) per 100 ribu penduduk masih berada di angka 2,23 yang berarti dalam setiap 100 ribu penduduk terdapat 2 orang penderita virus COVID-19.
Tidak sampai tiga bulan kemudian attack rate itu sudah berlipat ganda menjadi sebesar 8,06. Terdapat sekitar 8 orang penderita virus COVID-19 di antara 100 ribu penduduk Lampung.
Terjadi lompatan angka kesakitan sebesar 261%.
Memperhatikan tiga indikator itu plus Positivity Rate dan Reproduksi Efektif selama tiga bulan terakhir di Lampung, saya khawatir hanya mereka yang mengalami impotensi penalaran dan bebal saja yang masih berani bilang tata kelola penanganan pandemi di Lampung sudah baik.
Apalagi jika masih ada yang nekat mengatakan Lampung terbaik mungkin ada baiknya berkonsultasi ke ahli neurosains kognitif untuk memastikan semua jaringan syaraf di otak tidak ada yang terganggu.
Lonjakan yang terjadi pada kelima parameter selama hampir tiga bulan terakhir jelas menunjukkan bahwa klaim Lampung adalah provinsi terbaik dalam tata kelola penanganan pandemi merupakan klaim yang tidak beralasan.
Selain karena yang dimenangkan sebenarnya hanya lomba membuat video, juga karena seluruh parameter angkanya ternyata justru membantah klaim tersebut.
Gubernur Arinal hanya akan mempermalukan dirinya sendiri jika masih terus menerus mengulang klaim itu, sikap yang hanya akan semakin menunjukkan inkompetensi beliau sendiri dalam menangani pandemi. (selesai)
* Ketua MKGR Lampung