KEMARIN Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto didampingi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito berkunjung ke Lampung.
Sebagaimana kunjungan pejabat utama pemerintah pusat ke daerah, tentu semua rangkaian acara yang bersifat protokoler dan seremonial berjalan seperti biasanya.
Kunjungan ke lapanganpun sudah dapat dipastikan berjalan sesuai rundown acara yang telah disusun dan disiapkan sebelumnya, pemerintah daerah sudah sangat terbiasa menyiapkan segalanya walaupun hanya dengan waktu sehari sebelumnya. Apalagi jika hanya melibatkan sedikit orang dan mendandani tempat yang luasannya sangat terbatas.
Karena itu kunjungan selama satu hari kemarin hampir saja tidak meninggalkan kesan yang luar biasa, nyaris tidak ada yang bisa melekat tinggal di ingatan kolektif publik.
Alhamdulillah kemudian ada momentum tujuh menit yang mencegah itu semua terjadi, tujuh menit yang menjadi ruh kunjungan selama lebih dari tujuh jam itu.
Dalam penyampaian keterangan resmi kepada para jurnalis selama tujuh menit itu Ketua KPC-PEN dengan gemilang berhasil merangkum dan menjawab semua kegelisahan dan tanda tanya publik selama ini terhadap kondisi penanganan pandemi di Lampung.
Menonton video tujuh menit itu, dua perasaan bercampur di benak saya. Pertama tentu perasaan senang karena telah terbit kembali harapan perbaikan keadaan, dan yang kedua rasa malu karena semua poin yang ditegaskan oleh Ketua KPC-PEN itu sesungguhnya adalah penegasan kegagalan tugas pokok pemerintah daerah dalam penanganan pandemi.
Poin-poin yang beliau sampaikan baik dalam pengantar maupun tanya-jawab dengan awak media adalah sebagai berikut:
1) Lampung salah satu provinsi yang menjadi perhatian dan pembahasan khusus pemerintah pusat karena indikator-indikator pandeminya menunjukkan angka yang tinggi, khususnya Angka Kematian yang memuncaki klasemen nasional.
2) Ketua KPC-PEN meminta pemerintah provinsi bersama-sama seluruh pemerintah kabupaten/kota segera melakukan verifikasi data agar seluruh indikator bisa dipastikan validasinya sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya. Tersirat ada kekhawatiran pemerintah pusat terhadap validitas data yang dikirimkan oleh pemerintah daerah.
3) Capaian Vaksinasi di Lampung memang masih berada di bawah rata-rata nasional dan Agustus ini pemerintah pusat mengirimkan lagi 1,5 juta dosis vaksin untuk Lampung.
4) Pemerintah pusat meminta pemerintah provinsi Lampung segera bekerja keras mengejar ketertinggalan capaian vaksinasi dari rata-rata capaian vaksinasi nasional.
5) Rasio Testing dan Tracing di Lampung juga masih belum mampu memenuhi standar yang sudah diinstruksikan oleh Menteri Dalam Negeri. Ketua KPC-PEN mengungkapkan komitmen yang sudah dinyatakan Gubernur Lampung untuk mengejar ketertinggalan itu dengan menyediakan peralatan testing yang dibutuhkan.
6) Terkait PPKM Level 4 di Bandar Lampung yang terus diperpanjang bahkan bertambah meluas ke lima kabupaten lainnya, Menteri Airlangga menekankan penurunan mobilitas penduduk yang hanya mengalami penurunan di bawah 10% sementara secara nasional mestinya turun lebih dari 15%. Polri dan TNI diminta lebih proaktif melakukan penyekatan agar penurunan mobilitas dapat dioptimalkan minimal sama seperti rata-rata nasional.
7) Ketua KPC-PEN mengingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi berbanding terbalik dengan pertambahan penyebaran pandemi. Jika kasus terus bertambah maka akan diberlakukan penyekatan (PPKM) untuk mengurangi mobilitas penduduk, pembatasan ini pasti menurunkan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu kembali ditekankan kewajiban pemerintah daerah menjalankan 3T, khusus Treatment diingatkan untuk menambah kapasitas ketersediaan rumah sakit dan tempat isolasi terpadu (isoter) termasuk menggunakan kapal laut seperti yang sudah dilakukan di Makassar dan Bitung.
Secara personal maupun selaku pimpinan salah satu ormas pendiri partai politik yang dipimpin oleh Pak Airlangga, saya merasa senang dan lega mendengar semua yang beliau sampaikan selama tujuh menit itu.
Semua hal yang pernah saya tulis dalam berbagai artikel maupun komentar dari banyak pihak lainnya selama 17 bulan ini diulas dengan lugas, semua pesan yang selama ini cenderung diabaikan dan dibantah oleh Gubernur dan para pembantunya, kemarin selama tujuh menit diamini dan ditegaskan ulang oleh Pak Menteri Airlangga.
Sekarang kita tinggal menunggu dan menyaksikan pelaksanaan kata-kata, apakah benar akan menjadi nyata atau kembali hanya sekedar menjadi kembang cerita. Karena ini bukan kali pertama pejabat utama pemerintah pusat berkunjung ke Lampung memberi peringatan dan himbauan terkait penanganan pandemi.
Sebelumnya sudah pernah ada Ketua BNPB yang mengingatkan tentang tren angka kematian yang begitu tinggi, pernah juga Wakil Presiden dan Wakil Menteri Kesehatan datang dan menghimbau tentang percepatan capaian vaksinasi, pun begitu juga Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) yang pernah berkunjung kemudian mengingatkan persiapan ketersediaan kebutuhan oksigen. Belum lagi yang tertuang dalam berbagai Instruksi Menteri Dalam Negeri, termasuk soal target minimal rasio Testing dan Tracing.
Selama ini semua peringatan, himbauan dan intruksi dari para pejabat utama pemerintah pusat itu nasibnya seperti “dilambai tak nampak, diseru tak dengar.”
Semoga kali ini berbeda, karena yang menyampaikan semua poin itu bukan sekedar pejabat utama pemerintah pusat, tetapi pimpinan tertinggi komite penanggulangan pandemi di negeri ini, tangan pertama yang menerima penugasan dan mandat langsung dari Presiden Jokowi. Beliau juga Ketua Umum, pimpinan tertinggi dari partai politik yang kebetulan juga dipimpin Arinal Djunaidi di Lampung. Insha Allah pesan-pesannya akan jauh lebih didengar dan ditindaklanjuti ketimbang pesan para pejabat utama pemerintah pusat sebelumnya.
Terimakasih Pak Airlangga telah datang dan memberi harapan perbaikan, mohon ma’af karena Lampung masih menjadi contoh buruk yang menambah beban pekerjaan.
Ketua Ormas MKGR Provinsi Lampung