Tokoh Pers Lampung Bambang Eka Wijaya Berpulang Akibat Penyakit Komplikasi

Bambang Eka Wijaya/ Dokumem
Bambang Eka Wijaya/ Dokumem

Innalilahi wa Inna ilaihi rajiun. Tokoh pers Lampung H. Bambang Eka Wijaya Bin Panggih menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDM) Bandar Lampung, Senin (13/3) pukul 13.25 WIB. 


Bambang meninggal dalam usia 76 tahun setelah sempat dirawat akibat komplikasi penyakit yang diderita selama dua tahun terakhir.

Sebelum dirawat di RSUDM, Bambang sempat dirawat di RS Bhayangkara Rajabasa, Bandar Lampung, Bambang yang masih tercatat sebagai Pemimpin Umum Lampung Post itu disemayamkan di rumah duka Jalan Dahlia Nomor 1 Perumahan Bataranila, Hajimena, Lampung Selatan. 

Bambang lahir di Pematang Siantar, 6 Oktober 1946. Mengawali karir sebagai jurnalis saat menjadi korektor dan reporter Waspada Teruna Group di Medan. Ia kemudian pindah ke Harian Sinar Indonesia Baru yang juga terbit di Medan tahun 1970-1985 dan akhirnya bergabung ke Harian Prioritas, Jakarta, tahun 1985-1988, sebagai redaktur pelaksana.

Dewan Penasehat PWI Lampung ini pernah menjadi Pemimpin Redaksi Bintang Sport & Film, Medan, tahun 1988-1990 hingga akhirnya bergabung dengan Media Indonesia 1990-1993. Tahun 1993, ia menjadi pemimpin Redaksi Lampung Post. 

Jurnalis Senior yang Tidak Berhenti Belajar 

Bambang Eka Wijaya merupakan sosok jurnalis senior yang masih tetap aktif menulis di rublik Buras Lampung Post.

Dia merupakan sosok jurnalis senior di Lampung dan di kalangan pimpinan dan redaksi Lampung Post juga dikenal dengan sebutan atau panggilan BEW.

BEW mengawali karir sebagai jurnalis saat menjadi korektor dan reporter Waspada Teruna Group di Medan. Ia kemudian pindah ke Harian Sinar Indonesia Baru yang juga terbit di Medan tahun 1970-1985 dan akhirnya bergabung ke Harian Prioritas, Jakarta, tahun 1985-1988, sebagai redaktur pelaksana.

Di mata salah satu mantan karyawan Lampung Post, Domikus Widodo, BEW merupakan Jurnalis Senior sebagai guru sekaligus sebagai bapak.

"Dia sosok jurnalis senior di dunia jurnalis namun beliau terus belajar mekipun ilmu nya sudah tinggi,"kata Domikus Widodo di hubungi Kantor Berita RMOLLampung, Senin (13/3).

Dia mengatakan,secara pribadi dia merasa sangat kehilangan sosok BEW sebab bagi nya sebagai seorang guru sekaligus seorang bapak,dia sosok pengayom namun keras terutama saat di masih di Lampung.

"Beliau sosok guru, beliau memang keras kepada karyawan terutama redaksi, yaitu terkait peliputan dan kebahasaan dalam penulisan. Dan saya banyak belajar dari beliau. Terakhir saya bertemu beliau satu tahun yang lalu. Setiap lebaran saya dan keluarga selalu ke rumah beliau," ujarnya.