Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lampung meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk cepat mengambil langkah guna menstabilkan harga kedelai.
- Dukung Petani Milenial, bank bjb dan Pemprov Jabar Gelar Forum Offtaker
- Harga Kedelai Naik 33% Akibat 90% Dikuasai Impor
- Untuk Penuhi Aturan Spin Off, Akuisisi BTN Syariah oleh BSI Perlu Ditinjau Ulang
Baca Juga
“Kami mendesak pemerintah agar kedelai tersedia sesuai kebutuhan dengan harga stabil kembali,” kata Ketua YLKI Lampung Subadra Yani Moersalin kepada Kantor Berita RMOLLampung, Jumat (8/1).
Menurut Subadra, ketersediaan kedelai masih aman selama tiga bulan. Namun, pemerintah harus lebih cepat mengambil langkah guna mengantisipasi kenaikan harga kembali.
"Jika ketersediaan masih aman, pemerintah daerah harus mencari langkah antisipasi setelah tiga bulan itu. Karenakan, tahu dan tempe merupakan makanan semua kalangan masyarakat," ucapnya.
Lanjutnya, kalau produksi tempe dan tahu berhenti maka akan berimbas ke masyarakat banyak yang memang sering mengonsumsi tahu dan tempe.
"Jadi jangan sampai kebutuhan gizi tidak terpenuhi gara-gara harga kedelai naik,” ujarnya.